5 Media Umum Fenomenal Yang Sekarang Cuma Tinggal Nama
ONEBET TEKNO - Inovasi tak dimungkiri telah menjadi bab dari media sosial. Dari masa ke masa, pengguna internet selalu dihadapkan dengan media umum yang berbeda dan memperlihatkan kemampuan lebih beragam.
Namun, sama ibarat di lini bisnis lain, tak seluruh media umum sanggup selalu bertahan.
Ada bermacam-macam alasan sebuah media umum ditinggalkan pengguna, mulai dari ada platform lain yang lebih baik atau sekadar bosan.
Selain Instagram dan Snapchat yang kini telah menjadi 'primadona', bahwasanya ada beberapa media umum lain yang sempat mengalami masa kejayaan sekitar tahun 2000-an.
Tak hanya di dunia, sebagian besar media umum ini juga menjadi pilihan utama pengguna internet Indonesia. Agen Domino 99 Terpercaya
Apa saja? Simak daftarnya yang sudah dihimpun Tekno Liputan6.com, Jumat (7/12/2018) dari beberapa sumber.
Friendster
Media sosial pada abad 2000-an ini sempat begitu populer. Dibangun oleh programmer Jonathan Abrams pada 2002, Friendster berkembang dengan cepat.
Laporan mencatat tak kurang dari 115 juta orang di dunia menjadi anggota Friendster pada 2008. Selain mengatakan kesempatan bagi pengguna untuk melaksanakan personalisasi akunnya, berkirim testimoni juga menjadi fitur andalan media umum ini.
Namun, kedigdayaan media umum ini tak berlangsung lama. Facebook yang ketika itu tengah merangkak naik, dengan cepat menggoda para pengguna internet di seluruh dunia.
Akibatnya, media umum ini terbebani problem teknis sehingga pada 2006 penggunanya turun drastis di Amerika Serikat. Sempat terseok, Friendster yang dibantu pengguna di wilayah Asia Tenggara didesain ulang sekitar 2009. DOMINO QQ
Namun, pada 2011, media umum ini mulai kehilangan pamor dan semakin ditinggal pengguna. Pada tahun yang sama, media umum ini berubah dan meluncur kembali sebagai situs bermain gim.
MySpace
Selain Friendster, media umum yang juga sempat terkenal pada abad 2000-an yaitu MySpace.
Hadir sebagai platform untuk berjejaring bagi penggemar musik, MySpace sempat menjadi ajang komunikasi grup band dan penggemarnya.
Saat berada di puncak popularitas, laporan mencatat, pengunjung MySpace sanggup mencapai 75,9 juta orang dalam sebulan. Namun, kondisi itu juga tak bertahan usang dan pengguna MySpace pun berangsung terus berkurang.
Pada 2011, kepemilikan MySpace beralih ke Viant. Ketika itu, Viant membeli platform yang diciptakan oleh Chris DeWolfe dan Tom Anderson ini dengan nilai US$ 35 juta atau sekitar Rp 471 miliar.
Setelah itu, pada Februari 2016, Time Inc secara resmi mengumumkan akuisisi Viant. Dengan adanya akuisisi tersebut, Time Inc telah menggabungkan data, analisis, dan iklan pelanggannya dengan data yang dimiliki Viant.
Foursquare
Foursquare sempat begitu terkenal di kalangan pengguna internet Indonesia sekitar 2009.
Melalui platform ini, pengguna sanggup banyak sekali lokasi dengan orang lain. Layanan ini sempat menjadi media efektif untuk suatu tempat, baik itu restoran, kafe, ataupun toko.
Meski masih bertahan hingga sekarang, pengguna Foursquare dikabarkan terus menurun. Pertengahan 2014, Foursquare sempat merilis platform gres dan terpisah dari layanannya, yakni Swarm.
Namun, selesai tahun kemudian sempat tersiar kabar bahwa nilai valuasi perusahaan sempat turun alasannya yaitu ditinggal oleh CEO-nya, Dennis Crowley, yang menentukan menjabat sebagai Executive Chairman.
Pengganti Crowley, Jeff Glueck, pun membantah kabar tersebut. Akan tetapi, ia tak menampik perusahaan memang tak terlalu menonjol selama periode 2009 atau 2010. BANDAR Q
Plurk
Plurk merupakan media umum berbasis microblogging yang mulai meraup kepopuleran di Indonesia sekitar 2009.
Adapun platform ini memperlihatkan layanan ibarat Twitter dengan memberi kesempatan penggunanya untuk menuliskan status yang dikenal sebagai plurk dengan panjang maksimum 140 karakter.
Pengguna di Indonesia yang terus tumbuh menciptakan Plurk terus mengembangkan sayapnya. Pada 2013, Plurk kesannya merilis akun Plurk Indonesia sebagai akun resmi yang hadir untuk pengguna di Tanah Air.
Kendati demikian, pengguna Plurk sendiri sudah tak sebanyak ketika masih digandrungi pengguna internet Tanah Air. Saat ini, Plurk sendiri masih dipakai secara terbatas dan belum benar-benar ditinggal penggunanya.
Path
Media sosial menyebarkan momen Path resmi mengumumkan selamat tinggal kepada para penggunanya. Sebelumnya, lini masa internet memang ramai dengan kabar bahwa Path bakal tutup usia.
Kini, Path mengonfirmasi hal tersebut dengan menampilkan pengumuman di laman Path.com dan di aplikasi Path kepada pengguna.
Sebagaimana Tekno Liputan6.com, kutip dari Path.com, Senin (17/9/2018), Path dengan berat hati mengumumkan pihaknya akan menghentikan layanan mereka.
"Dengan berat hati, kami mengumumkan bahwa kami akan berhenti menyediakan layanan yang kami cintai, Path," demikian suara pengumuman Path.
Per 17 September 2018, Path mengumumumkan kepada seluruh pengguna bahwa layanannya akan ditutup.
Kemudian, pada 1 Oktober 2018 pengguna tak bisa lagi mengunduh atau memperbarui aplikasi Path mereka di Android maupun iOS.
Tanggal 18 Oktober 2018, barulah Path menghentikan saluran ke platform mereka.
Kemudian di tanggal 11 November 2018, customer service Path ditutup.






Belum ada Komentar untuk "5 Media Umum Fenomenal Yang Sekarang Cuma Tinggal Nama"
Posting Komentar